Batere dan virus? Apa hubungannya? Begini, para ilmuwan di Massachusetts Institute of Technology (MIT) telah merekayasa sebuah virus yang dapat membentuk sebuah batere. Jika ini terwujud, berarti teknologi batere yang benar-benar ramah lingkungan (green battery) sudah tiba.
Disebutkan, batere yang terbuat dari virus itu dapat digunakan untuk mendayai perangkat elektronik mungil, seperti ponsel dan MP3 player. Di masa depan, mereka juga akan dapat dipakai untuk memotori mobil. Virus M13 yang dipakai untuk membuat batere ini hanya menginfeksi bakteri, jadi tidak berbahaya untuk manusia.
Penemuan ini merupakan pengembangan dari sebuah riset yang dilakukan tiga tahun lalu ketika tim MIT secara genetika telah membentuk virus-virus yang dapat membangun sebuah anoda dengan cara melapisi dirinya dengan kobalt oksida dan emas dan membangun dirinya sendiri untuk membentuk sebuah nanowire. Batere biasa memiliki dua anoda, satu terminal positif (seringkali dibuat dari kobalt dioksida) dan sebuah terminal negatif (seringkali terbuat dari grafit).
Para peneliti MIT melakukan riset tersebut dan berfokus pada pembangunan sebuah katoda yang dapat dipasangkan dengan anoda. Tugas ini tidak mudah, tetapi pada akhirnya para ilmuwan dapat membuat virus-virus yang melapisi dirinya sendiri dengan besi fosfat, lalu menempel ke carbon nanotubes untuk menciptakan sebuah jaringan dari bahan yang amat konduktif. Elektron-elektron dapat berjalan di sepanjang carbon nanotubes ke jaringan besi fosfat dengan sangat mudah, yang berarti mentransfer energi dalam waktu yang amat singkat.
Dengan menggunakan pengembangan ini, para peneliti telah menciptakan batere berukuran koin. Menurut uji lab, batere ini bisa diisi ulang dan digunakan minimal 100x tanpa mengurangi kapasitasnya. Memang daya tahan siklus pengisiannya masih kalah dibandingkan batere Li-ion, tetapi diharapkan batere ini bisa bertahan lebih lama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar